Sejarah Candi Sukuh di Lereng Kaki Gunung Lawu, Diketemukan 208 Tahun Lalu

Sejarah Candi Sukuh di Lereng Kaki Gunung Lawu, Diketemukan 208 Tahun Lalu

Komunitas Pejuang Gacor – Kekayaan budaya Indonesia sudah sukses menarik pelancong luar dan dalam negeri. Satu diantaranya dengan kedatangan jejeran candi di beberapa daerah, tidak kecuali Candi Sukuh di Dusun Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah.

D ikutip dari situs komunitas pejuang gacor sah Tubuh Otorita Borobudur, Minggu (3/9/2023), sejarah Candi Sukuh pertama kalinya diketemukan pada 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Saat temukannya, Johnson cuma mempelajari untuk kumpulkan beberapa data sebagai bahan untuk menulis buku “the History Of Java” yang sudah dilakukan oleh Thomas Stamford Raffles.

Sesudah saat pemerintah Britania Raya berakhir, Van Der vlies yang disebut arkeolog Belanda mempelajari pemugaran pertama kali yang diawali pada 1928. Bukti itu memperlihatkan jika Candi Sukuh sudah ada sudah sejak lama dan sejauh ini tetap terurus.

Candi Sukuh termasuk dalam Kompleks candi Hindu di Karanganyar. Lokasi ini gampang diketemukan oleh beberapa pelancong yang ingin berekreasi ke arah tempat ini.

Candi ini berada di lereng kaki Gunung Lawu dengan ketinggian lebih kurang 1.186 mtr.. Tingginya lokasi itu jadikan wilayah dari Candi Sukuh ini benar-benar sejuk hingga banyak disukai oleh pelancong.

Untuk pelancong yang ingin bertandang harus tempuh jarak 20 km (km) dari Kota Karanganyar dan 36 km dari Surakarta. Candi ini mengagumkan kesederhanaan menonjol untuk yang bertandang.

Kesederhanaan dari candi ini kelihatan dari bentuk bangunannya yang nyaris sama dengan budaya Maya di Meksiko atau warisan budaya Inca di Peru. Bukti dari bangunan itu memancing ketertarikan periset dari Belanda pada 1930.

Periset itu memberi tiga argument berkenaan susunan bangunan yang agak aneh. Salah satunya argument-nya, yaitu mereka memandang jika pembangunan candi itu dilaksanakan dengan tergesa-gesa hingga jadikan susunannya tidak rapi.

Dari sisi bentuk memang candi ini tidak sama dengan Candi Prambanan dan Borobudur yang kelihatan menarik.

D ikutip dari situs Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, bangunan Candi Sukuh berada di atas tanah selebar 11.000 mtr. persegi. Bangunan candi terdiri dari tiga halaman berundak yang keduanya disambungkan lorong berundak.

Halaman yang terpenting ialah yang teratas atau paling belakang. Meng ikuti ketentuan percandian, masuk melalui pintu gerbang dari samping barat (ada jalan inovasi dari selatan).

Gerbang dari batu andesit ini spesial, istimewa, berwujud paduraksa. Pada lantainya yang sempit ada panil dengan relief yang mengagetkan berbentuk tatap muka alat kelamin pria dan wanita yang kurang lebih memiliki ukuran alami dengan pahatan yang artistik.

Pada ke-4 segi gapura diukirkan beberapa relief berbentuk raksasa, ular, burung dan sebagainya yang ditujukan sebagai candra-sangkala (angka tahun yang tersamar). Tempat dwarapala yang seharusnya menghias kiri kanan gapura telah tidak ada.

Pada bagian selatan halaman pertama ada banyak potong batu dengan relief iringan orang berkuda disertai ajudan berpayung dan membawa senjata. Ada juga relief orang menunggang gajah, binatang lembu dan babi ada pada batu lainnya.

(komunitas pejuang gacor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *